Wednesday 15 April 2015

MAKALAH PEMBENTUKAN NILAI-NILAI AGAMA DALAM KELUARAGA MENURUT AL-QUR’AN



MAKALAH
PEMBENTUKAN NILAI-NILAI AGAMA DALAM KELUARAGA MENURUT AL-QUR’AN

Makalah Ini di Ajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Tafsir Tarbawi
Dosen Pengampu : A.A Khozim, MA, M.Pd





Di Susun Oleh :
Nurul Khofifah
Rinaldi Hardiansah


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )
BUNGA BANGSA CIREBON
2014




KATA PENGANTAR

Assalaamu’alaikum.Wr. Wb

Alhamdulillah, kami ucapkan kepada Allah, yang telah melimpahkan karunia-Nya serta nikmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “ Pembentukan nilai-nilai pendidikan Agama dalam dalam keluaraga menurut Al-Qur’an”.
Shalawat serta salam kami sampaikan kepada junjungan kita Nabi besar Muhamad SAW, karena dengan perjuangannya kita bisa membedakan mana yang baik dan mana yang buruk.
Selanjutnya kepada semua pihak yang terlibat dalam pembuatan makalah ini, yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu semoga mendapat berkah dari Allah SWT.
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat kekeliruan, namun kami mengharap tegur sapa, saran dan kritik yang sifat nya membangun dari pembaca, sehingga dengan saran dan kritikan dari pembaca mudah-mudahan penulis bisa memperbaiki untuk kedepaannya. Karena tak ada manusia terlepas dari kesalahan dan khilaf.
Kami berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi kita  semua. (Amin)

Wassalaamu’alaikum. Wr. Wb


Cirebon 08 Oktober 2014

Penulis


DAFTAR ISI

                                KATA PENGANTAR…………………………………………………………….i
                               DAFTAR ISI………………………………………………………………….......ii
BAB I PENDAHULUAN………………………………………………………..1
  1. Latar Belakang Masalah…………………………………………………...1
  2. Rumusan Masalah…………………………………………………………1
1. apa pengertian pendidikan islam?
2. apa pengertian keluarga?
3. apa saja aspek-aspek pendidikan islam dalam keluarga?
4. apa saja tanggung jawab orang tua dalam pendidikan islam?
5. apa saja tujuan pendidikan islam
BAB II PEBAHASAN……………………………………………………………2
  1. Pengertian Pendidikan Islam………………………………………………2
  2. Pengertian Keluarga……………………………………………………….2
  3. Aspek-Aspek Pendidikan Islam Dalam Keluarga…………………………3
  4. Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Pendidikan Islam……………………3
  5. Tujuan Pendidikan Islam………………………………………………….6
BAB III PENUTUP………………………………………………………………9
  1. Kesimpulan………………………………………………………………..9
  2. Saran……………………………………………………………………….9
DAFTARPUSTAKA.…………………………………………………………..10



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pada zaman global seperti saat ini, banyak tantangan yang dihadapi oleh para pendidik yaitu khususnya guru di sekolah dan orangtua di lingkungan keluarga. Semakin canggihnya teknologi dan luasnya pergaulan anak sangat berpengaruh pada pandangan hidup, kepribadian serta perilaku anak itu sendiri saat mereka beranjak dewasa.
Oleh karena itu anak harus diberi bekal pendidikan agama terutama pendidikan agama islam sejak dini. Pendidikan agama telah diajarkan di sekolah dan lingkungan keluarga, namun yang paling berpengaruh pada anak adalah pendidikan agama yang diberikan di lingkungan keluarga sejak dini.
Penanaman pendidikan agama sejak dini dapat mempengaruhi pandangan hidup anak saat mereka telah tumbuh dewasa serta dapat menjadikan pegangan hidup saat mereka bergaul di lingkungan masyarakat yang lebih luas agar tidak mudah terpengaruh oleh perbuatan negatif.
B. Rumusan Masalah
1. apa pengertian pendidikan islam?
2. apa pengertian keluarga?
3. apa saja aspek-aspek pendidikan islam dalam keluarga?
4. apa saja tanggung jawab orang tua dalam pendidikan islam?
5. apa saja tujuan pendidikan islam?


BAB II
PEMBAHASAN
A.Pengertian Pendidikan Islam
Menurut H.M. Chalib Thoha pendidikan islam adalah pendidikan yang tujuan serta teori-teori dibangun untuk melaksanakan praktek pendidikan yang didasarkan nilai-nilai dasar islam yang terkandung dalam al-quran dan hadits nabi.
Menurut prof. Dr. Oemar Muhammad At-Toumy Al-Syaebani, pendidikan islam diartikan sebagai usaha merubah tingkah laku individu didalam kehidupan pribadinya atau kehidupan kemasyarakatannya dan kehidupan dalam alam sekitar melalui proses pendidikan.
B. Pengertian Keluarga
Dalam islam, keluarga dikenal dengan istilah “usrah”. sedangkan menurut pandangan antropologi keluarga adalah suatu kesatuan sosial terkecil yang dimiliki oleh manusia sebagai makhluk sosial yang memiliki tempat tinggal untuk berlindung, mendidik, berkembang, dan lain sebagainya. Inti sebuah keluarga adalah ayah, ibu dan anak.
Keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat islam, menurut Abdurrahman An-Nahlawi, tujuan terpenting dari pembentukan keluarga adalah sebagai berikut:
1.      Mendirikan syariat allah dalam segala permasalahan rumah tangga.
2.      Mewujudkan ketenteraman dan ketenangan psikologi.
3.      Mewujudkan sunnah rasul dengan melahirkan anak-anak saleh sehingga rasul merasa bangga dengan kehadiran kita.
4.      Memenuhi kebutuhan cinta kasih anak.
5.      Menjaga fitrah anak agar tidak melakukan peyimpangan-penyimpangan



Dalam lingkungan keluarga terletak dasar-dasar pendidikan. di sini pendidikan berlangsung dengan sendirinya sesuai tatanan pergaulan yang berlaku didalamnya, artinya tanpa harus diumumkan atau ditulis terlebih dahulu agar diketahui dan diikuti oleh seluruh anggota keluarga . di sini diletakkan dasar-dasar pengalaman melalui rasa kasih sayang dan penuh kecintaan, kebutuhan akan kewibawaan dan nilai-nilai kepatuhan. justru karena pergaulan yang demikian itu berlangsung dalam hubungan yang bersifat pribadi dan wajar, maka penghayatan terhadapnya mempunyai arti yang amat penting.
Jadi, pendidikan Islam dalam keluarga yaitu pendidikan yang diberikan anggota kelurga terutama orang tua kepada anaknya dalam lingkungan keluarga itu sendiri untuk membentuk kepribadian anak menjadi muslim dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam.
C. Aspek-Aspek Pendidikan Islam Dalam Keluarga
Sebagai realisasi tanggung jawab orang tua dalam mendidik anak, ada beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan orang tua, yaitu:
a. Pendidikan ibadah.
b. Pokok-pokok ajaran islam dan membaca Al-Quran.
c. Pendidikan akhlakul karimah.
d. Pendidikan akidah islamiyah.
Adapun peran keluarga dalam pendidikan islam dikisahkan dalam Al-Qur’an Surat Luqman ayat 14-15 :


14.  Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun[1180]. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu.
15.  Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan.
[1180]  Maksudnya: Selambat-lambat waktu menyapih ialah setelah anak berumur dua tahun.

D. Tanggung Jawab Orang Tua Dalam Pendidikan Islam
Motivasi pengabdian keluarga (ayah-ibu) dalam mendidik anak-anaknya semata-mata demi cinta kasih yang kodrati, sehingga dalam suasana cinta kasih dan kemesraan inilah proses pendidikan ini berlangsung dengan baik seumur anak dalam tanggungan utama keluarga. Kewajiban ayan-ibu dalam memendidik anak-anaknya tidak menuntut untuk memiliki profesionalitas yang tinggi, karena kewajiban tersebut berjalan dengan sendirinya sebagai adat atau tradisi. Sehingga tidak hanya orang tua yang berdap dan berilmu tinggi saja yang dapat mendidik, tetapi juga orangtua yang masih memiliki taraf pendidikan yang minim. Hal tersebut karena kewajiban mendidik anak merupakan naluri pedagogis bagi setiap individu yang menginginkan anaknya menjadi lebih baik dari pada keadaan dirinya.
Dalam penanaman pandangan hidup beragama, fase kanak-kanak merupakan fase yang paling baik untuk meresapkan dasar-dasar hidup beragama. Teknik yang paling tepat dalam proses pendidikan adalah dengan teknik imitasi, yaitu proses pembinaan anak secara tidak langsung, yaitu ayah dan ibu membiasakan hidup rukun, istiqamah melakukan ibadah baik di rumah, di masjid, atau di tempat-tempat lainnya sambil mengajak anak-anaknya, sehingga sekaligus membina anak-anaknya untuk mengikuti dan meniru hal-hal yang dilakukan orang tuanya.
Sebagai pendidik anak-anaknya, ayah dan ibu mempunyai kewajiban dan memiliki bentuk yang berbeda karena keduanya berbeda kodrat. Berikut ini ada beberapa kewajiban dari ayah dan ibu dalam mendidik anak-anaknya:
1. Ayah
1.      Ayah merupakan sumber kekuasaan memberikan pendidikan anaknya tentang manajemen dan kepemimpinan
2.      Sebagai penghubung antara keluarga dan masyarakat dengan memberikan pendidikan anaknya komunikasi terhadap sesamanya
3.      Memberi rasa aman dan perlindungan, sehingga ayah memberikam pendidikan sikap yang bertanggung jawab dan waspada.
4.      Di samping itu, ayah sebagai hakim dan pengadilan dalam perselisihan yang memberikan pendidikan anaknya berupa sikap tegas, menjunjung keadilan tanpa memihak yang salah, dan berlaku rasional dalam memberi pendidikan anaknya dan menjadi dasar-dasar pengembangan daya nalar serta daya intelek, sehingga menghasilkan kecerdasan intelektual.
Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa ayah berkewajiban mencari nafkah untuk mecukupi kebutuhan keluarganya melalui pemanfaatan karunia allah swt di muka bumi dan selanjutnya dinafkahkan pada anak-istrinya.

Artinya: Apabila Telah ditunaikan shalat, Maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung. (Q.S. Al-Jumu’ah :10)
2. Ibu
Ibu berkewajiban sebagai:
1.      Sumber kasih sayang yang memberikan pendidikan sifat ramah tamah, asah, asih, dan asuh kepada anak-anaknya.
2.      Pengasuh dan pemelihara keluarga yang memberikan pendidikan berupa kesetiaan kepada tanggung jawab.
3.      Sebagai tempat pencurahan isi hati yang memberikan pendidikan berupa sikap keterusterangan, terbuka, dan tidak suka menyimpan derita atau rasa pribadi.
4.      Sebagai pengatur kehidupan rumah tangga yang memberikan pendidikan berupa keterampilan-keterampilan khusus anaknya berupa hidup rukun, gotong royong, ukhuwah, toleransi, serta menciptakan suasana dinamis, harmonis dan kreatif.
5.      Serta sebagai pendidik di bidang emosi anak yang dapat mendidik anaknya berupa kepekaan daya rasa dalam memandang sesuatu, yang melahirkan kecerdasan emosional.
Menurut Abdul Mujib dalam bukunya menyebutkan bahwa ada enam dasar-dasar pendidikan yang diberikan kepada anak dari orang tuanya:
1.      Dasar pendidikan budi pekerti; memberi norma pandangan hidup tertentu walaupun masih dalam bentuk yang sederhana kepada anak
2.      Dasar pendidikan sosial; melatih anak dalam tata cara bergaul yang baik terhadap lingkungan sekitar.
3.      Dasar pendidikan intelek; anak diajarkan kaidah pokok dalam percakapan, bertutur bahasa yang baik, kesenian yang disajikan dalam bentuk permainan.
4.      Dasar pembentukan kebiasaan; pembinaan kepribadian yang baik dan wajar, yaitu membiasakan kepada anak untuk hidup yang teratur, bersih, tertib, disiplin, rajin yang dilakukan secara berangsur-angsur tanpa unsur paksaan.
5.      Dasar pendidikan kewarganegaraan; memberikan norma nasionalisme dan patriotisme, cinta tanah air dan berperikemanusiaan yang tinggi.
6.      Dasar pendidikan agama; melatih dan membiasakan ibadah kepada Allah SWT, sembari meningkatkan aspek keimanan dan ketakwaan anaknya kepada-Nya.
Dalam pandangan islam, anak adalah amanat yang dibebankan oleh allah swt kepada orang tuanya. Oleh karena itu, harus menjaga, memelihara, dan mendidik serta menyampaikan amanah itu kepada yang berhak menerimanya. Karena manusia adalah milik allah swt mereka harus mengantarkan anaknya untuk mengenal dan menghadapkan diri kepada allah swt.
Dalam kaitan ini pula menurut abdurahman an-nahlawi orang tua pendidik berkewajiban melakukan dua langkah yaitu:
a.       Membiasakan anak untuk mengingat kebesaran dan nikmat allah, serta semangat mencari dalil dalam mengesakan allah swt melalui tanda kebesaran-nya.
b.      Membiasakan anak-anak unttuk mewaspadai penyimpangan- penyimpangan yang kerap membiasakan dampak negatif terhadap diri anak.
E. Tujuan Pendidikan Islam
Pendidikan islam sebagai suatu proses pengembangan potensi kreatifitas peserta didik, bertujuan untuk mewujudkan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada allah swt., cerdas, terampil, memiliki etos kerja yang tinggi, berbudi pekerti luhur, mandiri dan bertanggung jawab terhadap dirinya, bangsa dan negara serta agama. Proses itu sendiri sudah berlangsung sepanjang sejarah kehidupan manusia.
Abdurrahman an-nahlawi berpendapat bahwa tujuan pendidikan islam adalah merealisasikan penghambaan kepada allah dalam kehidupan manusia baik secara individual maupun secara kelompok.
Menurut pendapat prof. H. Abuddin Nata, ma., bahwa tujuan pendidikan islam memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a.       Mengarahkan manusia agar menjadi khalifah tuhan di muka bumi dengan sebaik-baiknya, yaitu melaksanakan tugas-tugas memakmurkan dan mengolah bumi sesuai dengan kehendak tuhan.
b.      Mengarahkan manusia agar seluruh pelaksanaan tugas kekhalifahannya di muka bumi dilaksanakan dalam rangka beribadah kepada allah swt, sehingga tugas tersebut terasa ringan dilaksanakan.
c.       Mengarahkan manusia agar berakhlak mulia, sehingga ia tidak menyalahgunakan fungsi kekhalifahannya.
d.      Membina dan mengarahkan potensi akal, jiwa dan jasmaninya, sehingga ia memiliki ilmu, akhlak, dan keterampilan yang semua ini dapat digunakan guna mendukung tugas pengabdian dan kekhalifahannya.
e.       Mengarahkan manusia agar dapat mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Apabila perumusan tersebut dikaitkan dengan ayat-ayat al-quran dan hadits maka tujuan pendidikan islam adalah sebagai berikut:
a. Menumbuhkan dan mengembangkan ketakwaan kepada allah swt.
b. Menumbuhkan sikap dan jiwa yang selalu beribadah kepada allah swt.
c. Membina dan memupuk akhlakul karimah.
Kunci pendidikan dalam rumah tangga sebenarnya terletak pada pendidikan agama. Karena pendidikan agamalah yang berperan penting dalam membentuk pandangan hidup seseorang. Ada dua arah mengenai kegunaan pendidikan agama dalam keluarga, yaitu
1. Menanamkan nilai pengetahuan pada anak
Pendidikan jasmani dan akal yang diberikan di sekolah sekarang mempunyai banyak teori. Belum tentu semua teori itu sesuai dengan ajaran agama. Bila anak sudah memiliki basis nilai agama yang dibawa dari rumah, secara sederhana ia dapat memberikan nilai terhadap teori-teori yang diajarkan di sekolah. Misalnya, saat guru mengajarkan bahwa materialisme itu menolak tuhan dan itu baik, maka murid akan segera bereaksi kalau teori itu salah. Dari mana ia tahu kalau itu salah? Ia tahu dari nilai agama yang telah diperolehnya di rumah atau dari guru agamanya di sekolah. Kemampuan menyaring dan memberi nilai teori pengetahuan seperti ini sangat penting artinya bagi anak itu dalam perkembangan pengetahuannya di kemudian hari.
2. Penanaman sikap menghargai guru dan apa yang dididikannya.
Keberhasilan pendidikan di sekolah bisa di dapat jika murid bisa menghormati guru dan menghargai pengetahuan gurunya. Untuk menanamkan sikap itu sebenarnya pendidikan agama (islam)-lah yang merupakan kunci utama. Pendidikan agama islam itu dilakukan di rumah sebagai lembaga pertama dan utama.



BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menurut H.M. Chalib Thoha pendidikan islam adalah pendidikan yang falsafah dan tujuan serta teori-teori dibangun untuk melaksanakan praktek pendidikan yang didasarkan nilai-nilai dasar islam yang terkandung dalam al-quran dan hadits nabi.
Rumah keluarga muslim adalah benteng utama tempat anak-anak dibesarkan melalui pendidikan islam. Yang dimaksud dengan keluarga muslim adalah keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada pembentukan keluarga yang sesuai dengan syariat islam.
Pendidikan Islam dalam keluarga yaitu pendidikan yang diberikan anggota kelurga terutama orang tua kepada anaknya dalam lingkungan keluarga itu sendiri untuk membentuk kepribadian anak menjadi muslim dengan adanya perubahan sikap dan tingkah laku yang sesuai dengan ajaran Islam.
Beberapa aspek yang sangat penting untuk diperhatikan orang tua, yaitu:
a. Pendidikan ibadah.
b. Pokok-pokok ajaran islam dan membaca Al-Quran.
c. Pendidikan akhlakul karimah.
d. Pendidikan akidah islamiyah.
B. Saran
Sebaiknya seorang anak dibekali dengan pendidikan agama oleh orang tuanya sejak dini di lingkungan keluarga, karena dengan pendidikan agama yang sudah ada sejak dini dapat mempengaruhi pandangan hidup mereka saat dewasa dan dapat menjadi benteng saat bergaul dimasyarakat agar tidak terpengaruh perbuatan negatif. Sehingga dapat menjadi anak yang berpikir dan berperilaku baik, memiliki iman dan taqwa kepada Allah, berbakti kepada orang tua serta cinta tanah air.

No comments:

Post a Comment