Wednesday 15 April 2015

MAKALAH PESANTREN DAN MADRASAH MODERN



PESANTREN DAN MADRASAH MODERN



Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok
Mata Kuliah  : Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Taufik Ridwan, M.Hum









Di Susun Oleh :
§  MASKENI
§  MULYATI
§  RINALDI HARDIANSAH


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM ( STAI )
BUNGA BANGSA CIREBON
2014 

KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam selalu kita curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah.
 Kami membuat makalah ini adalah sebagai bahan kajian bagi kita dalam mempelajari Sejarah Pendidikan Islam pada umumnya dan Pendidikan Pesantren dan Madrasah pada khususnya. Dan tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah  ini. Kami akui dengan penuh kesadaran bahwa makalah ini banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah ini. Atas bantuannya kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua. Amin...



Ciledug,     April 2014
Penulis
 

DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB  I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang Masalah.............................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah........................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
C.     Pesantren
1.        Sejarah Awal Terbentuknya Pondok Pesantren/Pesantren................... 2
2.        Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam.................................... 2
3.        Sistem Pendidikan dan Pengajaran Pesantren...................................... 3
D.    Madrasah Modern
1.      Pengertian Madrasah............................................................................. 4
2.      Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan Islam..................................... 4
3.      Sistem Pendidikan Pengajaran Madrasah.............................................. 5
BAB  III PENTUP
Kesimpulan.................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
 



BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang Masalah
Sebagai agama penutup, Islam adalah agama universal. Sifat universalitas ini menjadikan Islam sebagai penyempurnaan agama-agama samawi sebelumnya. Dalam Islam, bahasa pendidikan  dalam bahasa Arab, disebut tarbiyah mendapat perhatian serius. Islam memandang bahwa pendidikan adalah suatu kewajiban.. Peran tarbiyah di sini adalah untuk mengarahkan pemanfaatan potensi yang dimiliki manusia ke arah yang mendatangkan keselamatan. Dengan semakin banyak dan menjamurnya pondok pesantren di kota sampai di desa tentu merupakan suatu prestasi yang sangat baik bagi perkembangan pendidikan Islam di Indenesia. Peran lembaga Pesantren sangatlah penting dalam menanamkan nilai-nilai keislaman pada setiap peserta didik. Berkat peran serta mereka (ulama dan kiyai) dalam mendidik santri, sehingga melahirkan pemuda-pemuda yang berpotensi dan unggul. Dari sini bisa dikatan cikal bakal kebangkitan umat Islam.
Kedatangan penjajah di Indonesia sedikit banyak telah merubah wajah pendidikan di Indonesia khususnya Pendidikan Islam. Kegiatan-kegiatan pendidikan yang diadakan tidak sedikit yang mendapat tekanan dari para penjajah. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan yang dimiliki oleh masyarakat indonesia, terutama dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang melaksanakan Ibadah Haji di Mekkah. Sekaligus menimbah ilmu. Sekembalinya dari tanah mekkah maka gerakan pembaharu mulai digalakan di kalangan masyarakat Islam terutama dalam dunia pendidikan.

  1. Rumusan Masalah
Sebagaimana paparan singkat yang ada. Maka dapat rumuskan permasalahan, yaitu:
1.      Bagaimana Sejarah terbentuknya Pesantren dan Madrasah Modern ?
2.      Bagaimana Sistem Pendidikan dan Pengajaran Pesantren dan Madrasah Modern?

BAB II
PEMBAHASAN

PESANTREN DAN MADRASAH MODERN

A. Pesantren
1.    Sejarah Awal Terbentuknya Pondok Pesantren / Pesantren
Kata pesantren besaral dari kata pe-santri-an”. Awalan pe dan akhiran an yang diletakan pada kata santri ini bisa menyisaratkan dua arti.
Pertama. Pesantren bisa bermakna tempat santri, sama seperti pemukiman (tempat mukim), pelarian (tempat pelarian diri), peristirahatan (tempat beristirahat), pemondokan (tempat mondok), dan lain-lain.
Kedua, kata pesantren juga bisa bermakna proses menjadikan santri, sama seperti kata pencalonan (proses menjadikan calon), pemanfaatan (proses memanfaatkan sesuatu), pendalaman (proses memperdalam sesuatu) dan lain sebagainya (meutia, 2012).
Pembangunan suatu pesantren didorong oleh kebutuhan masyarakat akan adanya lembaga pendidikan lanjutan. Namun demikian, faktor guru yang memenuhi persyaratan keilmuan yang diperlukan akan sangat menentukan bagi tumbuhnya suatu pesantren. Pada umumnya berdiri suatu pesantren yang diawali seorang Guru atau Kiai. Karena keinginan menuntut dan memperoleh ilmu dari Guru tersebut,  maka masyarakat sekitar, bahkan dari luar daerah datang kepadanya untuk belajar. Mereka lalu membangun tempat tingggal yang sederhana disekitar tempat tinggal guru tersebut. Semakin tinggi ilmu seorang guru tersebut, semakin banyak pula orang dari luar  daerah yang datang untuk menuntut ilmu kepadanya dan berarti semakin besar pula pondok dan pesantrennya.
2.      Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam
Dalam mekanisme kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan dibandingkan dengan system yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu :
a.       Memakai system tradisional yang mempunyai kebebasan penuh dibandingkan dengan sekolah moderen, sehingga terjadi hubungan dua arah antara santri dan kiyai
b.      Kehidupan di pesantren menampakan semangat demokrasi karena mereka praktis bekerja sama mengatasi problem nonkurikuler mereka.
c.       Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar atau ijazah, karena sebagian besar pesantren tidak mengelurkan ijazah.
d.      Sitem pondok pesanten mengutamakan kesederhanaan, idealisme, persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
e.       Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahan, sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasi oleh pemerintah. (Hasbullah, 1995)
3.      Sistem Pendidikan Dan Pengajaran Pesantren
Sejarah perkembangan pondok pesantren memiliki model-model pengajaran yang bersifat nonklasikal, yaitu model system pendidikan dengan menggunakan metode pengajaran sorogan dan wetonan atau bendungan (Menurut Istilah Dari Jawa Barat).
Sorogan, disebut juga sebagai cara mengajar perkepala yaitu setiap santri mendapat kesempatan tersendiri untuk memperoleh pembelajaran secara langsung dari Kiai. Dengan cara sorogan ini, pelajaran diberikan oleh pembantu Kiai yang disebut “Badal”. Mula-mula Badal tersebut membacakan matan kitab yang tertulis dalam bahasa arab, kemudian menerjemahkan kata demi kata kedalam bahasa daerah, dan menerangkan maksudnya, setelah itu santri disuruh membaca dan mengulangi pelajaran tersebut satu persatu, sehingga setiap santri menguasinya. Para santri duduk disekitar kiai dengan membentuk lingkaran, dengan cara bendungan ini kiai mangajarkan kitab tertentu pada sekelompok santri.
Metode ini sering disebut dengan metode bendungan atau halaqah. Dimana baik kiai maupun santri dalam halaqah tersebut memegang kitab masing-masing. Kiai membacakan teks kitab, kemudian menerjemahkannya kata demi kata, dan menerangkan maksudnya. Santri menyimak kitabnya amasing-masing dan mendengarkan terjemahan dan penjelasan kiyai. Kemudian santri mengulang dan mempelajari kembali secar sendiri-sendiri.

B. Madrasah Modern
1.      Pengertian Madrasah
Kata "madrasah" dalam bahasa Arab adalah bentuk kata "keterangan tempat"  dari akar kata "darasa". Secara harfiah "madrasah" diartikan sebagai "tempat belajar para pelajar",atau "tempat untuk memberikan pelajaran". Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kata "madrasah" memiliki arti "sekolah" kendati pada mulanya kata "sekolah" itu sendiri bukan berasal dari bahasa Indonesia, melainkan dari bahasa asing, yaitu school atau sekolah. Sungguhpun secara teknis, yakni dalam proses belajar-mengajarnya secara formal, madrasah  tidak  berbeda  dengan sekolah, namun di Indonesia madrasah tidak lantas dipahami sebagai sekolah, melainkan diberi konotasi yang lebih spesifik lagi, yakni "Sekolah Agama", tempat di mana anak-anak didik memperoleh pembelajaran tentang seluk-beluk agama dan keagamaan Islam.
Madrasah dan sekolah islam saat ini, dari segi substansi sama saja, karena masing-masing mengajarkan agama dan bahasa arab, sedangkan kurikulum lain mengikuti standar nasional yang di tetapkan Badan Nasional Standar Pendidikan. Dalam prakteknya memang ada madrasah yang di samping mengajarkan ilmu-ilmu keagamaan , juga mengajarkan ilmu-ilmu yang diajarkan di sekolah-sekolah umum. Kenyataan bahwa kata "madrasah" berasal dari bahasa Arab, dan tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, menyebabkan masyarakat lebih memahami "madrasah" sebagai lembaga pendidikan Islam, (s, 2012)
  1. Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam,
Mulai didirikan dan berkembang di dunia Islam sekitar abad ke 5 H / abad ke 10-11 M. Ketika penduduk Naisabur mendirikan lembaga pendidikan Islam model madrasah tersebut pertamakalinya. Akan tetapi tersiarnya justru melalui menteri dari kerajaan Bani Saljuk yang bernama “Nizham Al-Mulk” yang mendirikan madrasah “Nizhamiyah” tahun 65 M yang oleh Gibb dan Kramers disebutkan, bahwa setelah madrasahnya Nizham Al-Mulk ini didirikan madrasah terbesar oleh Shalahuddin Al-Ayyubi.
Pada awal perkembangan pendidikan Islam, telah terdapat 2 jenis lembaga pendidikan dan pengajaran, yaitu :
kuttab, yang mengajarkan kecakapan menulis dan membaca Al- Qur'an serta dasar-dasar agama Islam kepada anak-anak, dan merupakan pendidikan tingkat dasar.
masjid, dalam bentuk halaqah, yang memberikan pendidikan dan pengajaran tentang berbagai macam ilmu pengetahuan pada masa itu, dan
merupakan tingkat pendidikan lebih lanjut.
Dalam rangka menampung kegiatan halaqah yang semakin banyak, sejalan dengan meningkatnya jumlah pelajar dan bidang ilmu pengetahuan yang diajarkan, maka dibangun ruang-ruang khusus untuk kegiatan halaqah- halaqah tersebut di sekitar masjid. Kemudian pada perkembangan selanjutnya adalah dibangunnya ruang khusus untuk para guru dan pelajar, sebagai tempat tinggal dan tempat kegiatan belajar mengajar setiap hari secara teratur, yang disebut zawiyah atau ribath.
  1. Sistem Pendidikan Dan Pengajaran di Madrasah
Sistem pendidikan dan pengajaran yang digunakan pada madrasah merupakan perpaduan antara sistem pondok pesantren dengan sistem yang berlaku pada sekolah-sekolah modern. Proses perpaduan tersebut berlangsung secara berangsur-angsur, mulai dari mengikuti sistem klasikal. sistem pengajian kitab, diganti dengan bidang-bidang pelajaran tertentu, walaupun masih menggunakan kitab-kitab yang lama. Dalam perkembangannya, kurikulum pada madrasah dari waktu kewaktu senantiasa mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan kemajuan zaman. (Hasbullah, 1995)
BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

  1. Asal mula terbentuknya pesantren merupakan hasil dari keinginan para orangtua yang menginginkan anaknya mendapatkan ilmu tentang Agama Islam lebih dalam, berbeda dengan madrasah yang bermula di bentuk atas dasar system pengajaran yang dilaksnakan dibeberapa ruang yang dijadikan tempat pembelajaran.

  1. System pendidikan di pesantren masih menggunakan metode sorogan dan bandungan yang mengutamakan pendidikan Agama Islam. Berbeda dengan Madrasah Modern yang menggabungkan antara pendidikan pesantren dengan sekolah umum.








No comments:

Post a Comment