PESANTREN DAN MADRASAH MODERN
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu
Tugas Kelompok
Mata Kuliah : Sejarah Pendidikan Islam
Dosen Pengampu : Taufik Ridwan,
M.Hum
Di Susun Oleh :
§
MASKENI
§
MULYATI
§
RINALDI HARDIANSAH
SEKOLAH TINGGI
AGAMA ISLAM ( STAI )
BUNGA BANGSA
CIREBON
2014
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan
kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan nikmat-Nya kepada kita,
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam selalu kita
curahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW yang telah menunjukkan kita
dari zaman jahiliyah menuju zaman Islamiyah.
Kami membuat makalah ini adalah sebagai bahan
kajian bagi kita dalam mempelajari Sejarah Pendidikan Islam pada umumnya dan
Pendidikan Pesantren dan Madrasah pada khususnya. Dan tak lupa kami sampaikan
ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan
makalah ini. Kami akui dengan penuh
kesadaran bahwa makalah ini banyak terdapat kekurangan dan kekhilafan, oleh
karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan makalah
ini. Atas bantuannya kami ucapkan terima kasih dan semoga makalah ini
bermanfaat bagi kita semua. Amin...
Ciledug, April 2014
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN
KATA PENGANTAR............................................................................................
i
DAFTAR ISI............................................................................................................ ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..............................................................................
1
B. Rumusan Masalah........................................................................................
1
BAB
II PEMBAHASAN
C.
Pesantren
1.
Sejarah
Awal Terbentuknya Pondok Pesantren/Pesantren................... 2
2.
Pesantren
Sebagai Lembaga Pendidikan Islam.................................... 2
3.
Sistem
Pendidikan dan Pengajaran Pesantren...................................... 3
D.
Madrasah
Modern
1. Pengertian Madrasah............................................................................. 4
2. Madrasah Sebagai Lembaga Pendidikan
Islam..................................... 4
3. Sistem Pendidikan Pengajaran Madrasah.............................................. 5
BAB III PENTUP
Kesimpulan.................................................................................................. 6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah
Sebagai agama penutup, Islam adalah agama universal. Sifat
universalitas ini menjadikan Islam sebagai penyempurnaan agama-agama samawi
sebelumnya. Dalam Islam, bahasa pendidikan dalam bahasa Arab, disebut tarbiyah mendapat
perhatian serius. Islam memandang bahwa pendidikan adalah suatu kewajiban.. Peran
tarbiyah di sini adalah untuk mengarahkan pemanfaatan potensi yang dimiliki
manusia ke arah yang mendatangkan keselamatan. Dengan semakin banyak dan
menjamurnya pondok pesantren di kota sampai di desa tentu merupakan suatu
prestasi yang sangat baik bagi perkembangan pendidikan Islam di Indenesia.
Peran lembaga Pesantren sangatlah penting dalam menanamkan nilai-nilai
keislaman pada setiap peserta didik. Berkat peran serta mereka (ulama dan
kiyai) dalam mendidik santri, sehingga melahirkan pemuda-pemuda yang berpotensi
dan unggul. Dari sini bisa dikatan cikal bakal kebangkitan umat Islam.
Kedatangan penjajah di Indonesia sedikit banyak telah merubah wajah
pendidikan di Indonesia khususnya Pendidikan Islam. Kegiatan-kegiatan
pendidikan yang diadakan tidak sedikit yang mendapat tekanan dari para
penjajah. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan yang dimiliki oleh
masyarakat indonesia, terutama dengan banyaknya masyarakat Indonesia yang
melaksanakan Ibadah Haji di Mekkah. Sekaligus menimbah ilmu. Sekembalinya dari
tanah mekkah maka gerakan pembaharu mulai digalakan di kalangan masyarakat
Islam terutama dalam dunia pendidikan.
- Rumusan Masalah
Sebagaimana
paparan singkat yang ada. Maka dapat rumuskan permasalahan, yaitu:
1.
Bagaimana Sejarah terbentuknya Pesantren dan Madrasah Modern ?
2.
Bagaimana Sistem Pendidikan dan Pengajaran Pesantren dan Madrasah
Modern?
BAB II
PEMBAHASAN
PESANTREN DAN MADRASAH MODERN
A. Pesantren
1. Sejarah Awal Terbentuknya Pondok Pesantren / Pesantren
Kata pesantren
besaral dari kata pe-santri-an”. Awalan pe dan akhiran an yang diletakan pada
kata santri ini bisa menyisaratkan dua arti.
Pertama.
Pesantren bisa bermakna tempat santri, sama seperti pemukiman (tempat mukim),
pelarian (tempat pelarian diri), peristirahatan (tempat beristirahat),
pemondokan (tempat mondok), dan lain-lain.
Kedua, kata
pesantren juga bisa bermakna proses menjadikan santri, sama seperti kata
pencalonan (proses menjadikan calon), pemanfaatan (proses memanfaatkan
sesuatu), pendalaman (proses memperdalam sesuatu) dan lain sebagainya (meutia, 2012).
Pembangunan
suatu pesantren didorong oleh kebutuhan masyarakat akan adanya lembaga
pendidikan lanjutan. Namun demikian, faktor guru yang memenuhi persyaratan
keilmuan yang diperlukan akan sangat menentukan bagi tumbuhnya suatu pesantren.
Pada umumnya berdiri suatu pesantren yang diawali seorang Guru atau Kiai.
Karena keinginan menuntut dan memperoleh ilmu dari Guru tersebut, maka masyarakat sekitar, bahkan dari luar
daerah datang kepadanya untuk belajar. Mereka lalu membangun tempat tingggal
yang sederhana disekitar tempat tinggal guru tersebut. Semakin tinggi ilmu
seorang guru tersebut, semakin banyak pula orang dari luar daerah yang datang untuk menuntut ilmu
kepadanya dan berarti semakin besar pula pondok dan pesantrennya.
2.
Pesantren Sebagai Lembaga Pendidikan Islam
Dalam mekanisme
kerjanya, sistem yang ditampilkan pondok pesantren mempunyai keunikan
dibandingkan dengan system yang diterapkan dalam pendidikan pada umumnya, yaitu
:
a.
Memakai system tradisional yang mempunyai kebebasan penuh
dibandingkan dengan sekolah moderen, sehingga terjadi hubungan dua arah antara
santri dan kiyai
b.
Kehidupan di pesantren menampakan semangat demokrasi karena mereka
praktis bekerja sama mengatasi problem nonkurikuler mereka.
c.
Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar
atau ijazah, karena sebagian besar pesantren tidak mengelurkan ijazah.
d.
Sitem pondok pesanten mengutamakan kesederhanaan, idealisme,
persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri dan keberanian hidup.
e.
Alumni pondok pesantren tidak ingin menduduki jabatan pemerintahan,
sehingga mereka hampir tidak dapat dikuasi oleh pemerintah. (Hasbullah,
1995)
3.
Sistem Pendidikan Dan Pengajaran Pesantren
Sejarah perkembangan pondok pesantren memiliki model-model
pengajaran yang bersifat nonklasikal, yaitu model system pendidikan dengan
menggunakan metode pengajaran sorogan dan wetonan atau bendungan (Menurut
Istilah Dari Jawa Barat).
Sorogan, disebut juga sebagai cara mengajar perkepala yaitu setiap
santri mendapat kesempatan tersendiri untuk memperoleh pembelajaran secara
langsung dari Kiai. Dengan cara sorogan ini, pelajaran diberikan oleh pembantu
Kiai yang disebut “Badal”. Mula-mula Badal tersebut membacakan matan kitab yang
tertulis dalam bahasa arab, kemudian menerjemahkan kata demi kata kedalam
bahasa daerah, dan menerangkan maksudnya, setelah itu santri disuruh membaca dan
mengulangi pelajaran tersebut satu persatu, sehingga setiap santri menguasinya.
Para santri duduk disekitar kiai dengan membentuk lingkaran, dengan cara
bendungan ini kiai mangajarkan kitab tertentu pada sekelompok santri.
Metode ini sering disebut dengan metode bendungan atau halaqah.
Dimana baik kiai maupun santri dalam halaqah tersebut memegang kitab
masing-masing. Kiai membacakan teks kitab, kemudian menerjemahkannya kata demi
kata, dan menerangkan maksudnya. Santri menyimak kitabnya amasing-masing dan
mendengarkan terjemahan dan penjelasan kiyai. Kemudian santri mengulang dan
mempelajari kembali secar sendiri-sendiri.
B. Madrasah
Modern
1.
Pengertian Madrasah
Kata "madrasah" dalam bahasa Arab adalah bentuk kata
"keterangan tempat" dari akar
kata "darasa". Secara harfiah "madrasah" diartikan sebagai
"tempat belajar para pelajar",atau "tempat untuk memberikan
pelajaran". Jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, kata
"madrasah" memiliki arti "sekolah" kendati pada mulanya
kata "sekolah" itu sendiri bukan berasal dari bahasa Indonesia,
melainkan dari bahasa asing, yaitu school atau sekolah. Sungguhpun secara
teknis, yakni dalam proses belajar-mengajarnya secara formal, madrasah tidak
berbeda dengan sekolah, namun di
Indonesia madrasah tidak lantas dipahami sebagai sekolah, melainkan diberi
konotasi yang lebih spesifik lagi, yakni "Sekolah Agama", tempat di
mana anak-anak didik memperoleh pembelajaran tentang seluk-beluk agama dan
keagamaan Islam.
Madrasah dan sekolah islam saat ini, dari segi substansi sama saja,
karena masing-masing mengajarkan agama dan bahasa arab, sedangkan kurikulum
lain mengikuti standar nasional yang di tetapkan Badan Nasional Standar
Pendidikan. Dalam prakteknya memang ada madrasah yang di samping mengajarkan
ilmu-ilmu keagamaan , juga mengajarkan ilmu-ilmu yang diajarkan di
sekolah-sekolah umum. Kenyataan bahwa kata "madrasah" berasal dari
bahasa Arab, dan tidak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, menyebabkan
masyarakat lebih memahami "madrasah" sebagai lembaga pendidikan
Islam, (s, 2012)
- Madrasah sebagai lembaga pendidikan Islam,
Mulai didirikan dan berkembang di dunia Islam sekitar abad ke 5 H /
abad ke 10-11 M. Ketika penduduk Naisabur mendirikan lembaga pendidikan Islam
model madrasah tersebut pertamakalinya. Akan tetapi tersiarnya justru melalui
menteri dari kerajaan Bani Saljuk yang bernama “Nizham Al-Mulk” yang mendirikan
madrasah “Nizhamiyah” tahun 65 M yang oleh Gibb dan Kramers disebutkan, bahwa
setelah madrasahnya Nizham Al-Mulk ini didirikan madrasah terbesar oleh
Shalahuddin Al-Ayyubi.
Pada awal perkembangan pendidikan Islam, telah terdapat 2 jenis
lembaga pendidikan dan pengajaran, yaitu :
kuttab,
yang mengajarkan kecakapan menulis dan membaca Al- Qur'an serta dasar-dasar
agama Islam kepada anak-anak, dan merupakan pendidikan tingkat dasar.
masjid,
dalam bentuk halaqah, yang memberikan pendidikan dan pengajaran tentang
berbagai macam ilmu pengetahuan pada masa itu, dan
merupakan
tingkat pendidikan lebih lanjut.
Dalam rangka menampung kegiatan halaqah yang semakin banyak,
sejalan dengan meningkatnya jumlah pelajar dan bidang ilmu pengetahuan yang
diajarkan, maka dibangun ruang-ruang khusus untuk kegiatan halaqah- halaqah
tersebut di sekitar masjid. Kemudian pada perkembangan selanjutnya adalah
dibangunnya ruang khusus untuk para guru dan pelajar, sebagai tempat tinggal
dan tempat kegiatan belajar mengajar setiap hari secara teratur, yang disebut
zawiyah atau ribath.
- Sistem Pendidikan Dan Pengajaran di Madrasah
Sistem pendidikan dan pengajaran yang digunakan pada madrasah
merupakan perpaduan antara sistem pondok pesantren dengan sistem yang berlaku
pada sekolah-sekolah modern. Proses perpaduan tersebut berlangsung secara
berangsur-angsur, mulai dari mengikuti sistem klasikal. sistem pengajian kitab,
diganti dengan bidang-bidang pelajaran tertentu, walaupun masih menggunakan
kitab-kitab yang lama. Dalam perkembangannya, kurikulum pada madrasah dari
waktu kewaktu senantiasa mengalami perkembangan dan perubahan seiring dengan
kemajuan zaman. (Hasbullah, 1995)
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
- Asal mula terbentuknya pesantren merupakan hasil dari keinginan para orangtua yang menginginkan anaknya mendapatkan ilmu tentang Agama Islam lebih dalam, berbeda dengan madrasah yang bermula di bentuk atas dasar system pengajaran yang dilaksnakan dibeberapa ruang yang dijadikan tempat pembelajaran.
- System pendidikan di pesantren masih menggunakan metode sorogan dan bandungan yang mengutamakan pendidikan Agama Islam. Berbeda dengan Madrasah Modern yang menggabungkan antara pendidikan pesantren dengan sekolah umum.
No comments:
Post a Comment